Sebagai tuhan yang dapat membawa kekayaan dan kekayaan, Dewa Kekayaan disembah oleh kebanyakan orang Cina. Setiap kali Festival Musim Bunga, setiap keluarga akan menggantungkan gambar dewa untuk berkat keberuntungan dan kekayaan yang besar. Ini pada mulanya merupakan kebiasaan yang diamalkan oleh pedagang, yang kemudian menjadi popular di kalangan orang lain dan penduduk kampung. Lebih-lebih lagi, orang-orang dari masa dan wilayah yang berbeda menyembah Dewa Kekayaan mereka sendiri dengan cara yang berbeza, seperti Dewa Kekayaan Sipil, Dewa Kekayaan Bela Diri, Dewa Kekayaan Lima Arah dan Malaikat Keberuntungan, serta Zhao yang ortodoks Gongming. Dewa Kekayaan dalam kepercayaan rakyat bukanlah gambaran yang unik tetapi sesuatu muncul sebagai satu kumpulan. pegawai. Terdapat juga Martial God of Wealth - Zhao Gongming dan Guan Yu dengan wajah gelap dan janggut tebal yang memakai topi besi dan baju besi. Dewa Kekayaan Lima Arah didefinisikan sebagai Marsekal Zhao Gong, Zhaobao (artinya harta karun) Lord of Heaven Xiao Sheng, Nazhen (bermaksud mengumpulkan harta) Lord of Heaven Cao Bao, the Herald of Inviting Wealth Chen Jiugong, dan Lishi (bererti wang bertuah) Pegawai Abadi Yao Shaosi bersama-sama mengambil semua harta dan harta dan membawa nasib dan kekayaan kepada orang. Malaikat Nasib sering muncul dalam gambar seorang budak lelaki yang memegang pinggan harta karun atau jongkong emas dan tongkat Ruyi yang melayani dewa kekayaan sipil dan tentera, yang sering digambarkan sebagai Pegawai Abadi Lishi, Anak Mammon, Liu Haichan dan Dewa Keharmonian. Di beberapa tempat, tokoh-tokoh sejarah seperti Shen Wansan (seorang pangeran pedagang yang terkenal dan pintar) juga disembah sebagai dewa kekayaan.
Dewa-dewa kekayaan dalam Buddhisme Tibet juga dipeluk secara meluas oleh orang-orang Tibet, yang termasuk Raja Surgawi Nasib, Jambhala Kuning, Jambhala Hitam dan Jambhala Putih. Orang Tibet di wilayah Tibet dan Qinghai selalu menjadi kebiasaan untuk mendoakan kekayaan dengan mengabadikan dewa-dewa makanan