Feses Kita
健康&フィットネス | 998.0KB
Feses (tinja) adalah produk buangan saluran pencernaan, dan merupakan indikator yang baik untuk mengetahui kesehatan saluran pencernaan. Proses pembuangan kotoran (defekasi) dapat terjadi setiap satu atau dua hari, atau bahkan beberapa kali dalam sehari bergantung kepada kondisi kesehatan seseorang. Feses mengandung mikroflora usus sekitar 1011-12 bakteri/g.
Dalam kondisi sehat, mikroflora usus seseorang didominasi oleh bakteri yang berguna. Adanya perubahan dalam kondisi fisik atau pola makan, atau bahkan dalam keadaan stress, maka komposisi mikoflora usus dapat merubah. Akibatnya, terjadi gangguan saluran pencernaan anda atau bahkan gangguan keseluruhan kesehatan anda. Oleh karena itu feses dapat menjadi indikator kesehatan seseorang. Alat bantu untuk mengetahui bentuk dan tekstur feses dalam kaitannya dengan kesehatan adalah Tabel Feses Bristol. Tabel ini dibuat oleh K.W. Heaton dari University of Bristol di Inggris dan pertama kali dipublikasikan di Scandinavian Journal of Gastroenterology tahun 1997.
Gangguan kesehatan yang mempengaruhi feses ini antara lain akibat konstipasi, obstipasi, ambeien, kanker dan diare. Konstipasi (sembelit) disebabkan oleh pengerasan feses yang berlebihan sehingga sulit untuk dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Feses ini ditunjukkan oleh tipe 1 dan 2. Konstipasi yang parah dinamakan obstipasi. Dan obstipasi yang kronis dapat menyebabkan ambeien dan kanker kolon. Sedangkan pada penderita diare, terjadi rangsangan buang air besar terjadi secara terus-menerus dan fesesnya masih memiliki kandungan air berlebihan (lebih dari 80%). Feses ini ditunjukkan oleh tipe 5-7.
Feses normal ditunjukkan oleh tipe 3 dan 4. Kandungan airnya berkisar 70-80%. Pada umumnya tipe normal ini dipengaruhi oleh menu makanan. Menu makanan yang mengandung serat tinggi, akan menghasilkan feses yang kamba (bulky) dan dalam jumlah yang banyak (± 300-500g), dengan berat jenis sekitar 0,89 sehingga akan mengapung di air. Sebaliknya menu yang rendah serat dan tinggi kadar daging menghasilkan feces yang langsing dan jumlahnya sedikit (± 100-250g), dengan berat jenis di atas 1.0 dan akan tenggelam.
Warna feses paling umum adalah kuning kecoklatan. Selain dipengaruhi oleh asupan makanan, warna feses dipengaruhi oleh pigmen empedu (bilirubin). Bilirubin berasal dari sel darah merah yang telah mengalami degenerasi, kemudian dirombak oleh hati, hasilnya disimpan dalam kantong empedu dan dikeluarkan ke dalam usus kecil. Konsentrasi bilirubin mempengaruhi warna sehingga bervariasi dari hijau-hitam hingga kuning muda.
Jika isi (makanan) usus berjalan pada kecepatan normal, warna feses adalah kuning kecoklatan sampai coklat tua. Jika berjalan lebih lambat, feses akan berwarna lebih gelap. Kecepatan feses bergerak 10 cm per jam, dan ini bergantung pada diet seseorang. Makanan dengan fiber tinggi akan menyebabkan bakteri asam laktat berkembang dan feses akan bersifat asam. Makanan dengan fiber rendah dan banyak daging akan membuat bakteri pembusuk berkembang pesat dan feses akan bersifat basa. Asosiasi aktivitas metabolik bakteri usus dalam mendegradasi makanan dengan bilirubin inilah yang membentuk warna
feses. Beberapa unsur-unsur yang dimakan dapat merubah warna feses. Obat-obat yang mengandung besi dan bismuth akan merubah feses menjadi hitam. Beets dan kemungkinan beberapa sayur-sayuran dan buah-buahan merah lain dapat merubah feses menjadi warna kemerahan. Zat pewarna makanan juga akan berpengaruh kepada warna feses.
Feces (stool) is a byproduct of the digestive tract, and is a good indicator to determine the health of the digestive tract. The process of sewage (defecation) may occur every one or two days, or even several times a day depending on the person's health condition. Faeces contain intestinal microflora around 1011-12 bacteria / g.
In healthy conditions, the intestinal microflora is dominated by bacteria that someone useful. Change in physical condition or diet, or even in a state of stress, it can alter the composition of the intestinal mikoflora. As a result, an interruption of your digestive tract disorders or even your overall health. Therefore feces can be an indicator of a person's health. Tool to determine the shape and texture of feces in relation to health is the Bristol Stool Table. This table was made by K.W. Heaton from the University of Bristol in England and was first published in Scandinavian Journal of Gastroenterology 1997.
Health problems affecting feces, among others due to constipation, obstipation, hemorrhoids, cancer and diarrhea. Constipation (constipation) are caused by excessive hardening of the stool so difficult to remove and can cause pain in sufferers. Stool is indicated by the type 1 and 2. Severe Constipation called obstipasi. Obstipasi chronic and can cause hemorrhoids and colon cancer. Whereas in patients with diarrhea, bowel movements occur stimulation occurs continuously and feces still has excessive water content (over 80%). Stool is indicated by the type of 5-7.
Normal feces is indicated by the type 3 and 4. The water content ranges from 70-80%. In general, the normal type is influenced by diet. Menu foods that contain high fiber, will produce a stool Kamba (bulky) and large quantities (± 300-500g), with a specific gravity of about 0.89, so it will float on water. Instead menu that is low in fiber and high in lean meat yield feces and small amounts (± 100-250g), with a specific gravity above 1.0 and drown.
The most common Stool color is brownish yellow. Besides influenced by food intake, stool color is affected by bile pigment (bilirubin). Bilirubin comes from red blood cells that have degenerated, then overhauled by the liver, the result is stored in the gallbladder and released into the small intestine. Bilirubin concentration affects the color that varies from black to yellow-green light.
If the contents (food) gut running at normal speed, stool color is yellow brown to dark brown. If you run slower, feces will be darker. Stool moving speed of 10 cm per hour, and it depends on a person's diet. Foods with high fiber will cause lactic acid bacteria will thrive and feces are acidic. Foods with a low fiber and lots of meat will keep growing rapidly spoilage bacteria and feces will be alkaline. Association of the metabolic activity of intestinal bacteria in degrading bilirubin foods that are forming color
Stool. Some elements are eaten can change the color of stool. Drugs containing iron and bismuth will change to black stool. Beets and the possibility of some vegetables and other red fruits can transform feces into a reddish color. Dyes food will also affect the color of feces.